Senin, 12 Desember 2011

~ Dokter atau Bidan ~



Kalau nimbrung di obrolan ibu-ibu atau calon ibu ataupun bapak-bapak dan calon bapak, kadang ada topik yang seru untuk dibicarakan. Periksa ke dokter atau bidan? Lahir ditangani dokter spesialis kandungan atau bidan? Ada yang fans berat bu bidan dan mengatakan bahwa sangat tidak perlu memeriksakan kandungan apalagi sampai melahirkan di dokter spesialis kandungan, ada yang penggemar setia dokter sampai-sampai lebih rela antri di dokter kandungan daripada periksa di bidan. Dramatisasi memang, tapi obrolan dua kubu ini masih sering terjadi. Obrolan berikutnya adalah tentang, lahir normal atau cesar? Dan terakhir berlanjut kepada ASI eksklusif dan ASI tak eksklusif. Obrolan yang biasa-biasa saja sebenarnya, tapi terkadang menjadi serius karena ada pihak yang dianggap ‘nyinyir’ oleh pihak yang lain. Dan ada pihak yang terlalu sensitif terhadap pembicaraan itu.

Dokter atau Bidan?

Sewaktu hamil pertama, istri pernah divonis ketubannya kering oleh dokter spesialis kandungan pada saat usia kandungan masuk bulan ke sembilan dengan ditunjukkan hasil USG di layar monitor. Dan saran dokter, harus segera dioperasi sebelum tujuh hari dari waktu periksa tersebut. Kebetulan saat itu istri sedang ada di Karanganyar, Solo karena memang berniat melahirkan di rumah orangtua. Sedang saya sedang di Jakarta karena harus menyelesaikan kuliah. Panik, tentu saja. Tapi karena kebijaksanaan saya (halah), akhirnya diputuskan untuk mencari second opinion. Dan alhamdulillah, opini ke dua dan ke tiga menyatakan bahwa kandungannya baik-baik saja dan masih sangat sehat.

Keputusan untuk segera melakukan cesar itulah yang membuat sebagian orang enggan untuk ke dokter kandungan. Sementara bidan jarang sekali merekomendasikan untuk operasi cesar.

“Makanya ke bidan saja periksanya... kalau ke dokter, dikit-dikit cesar, dikit-dikit operasi”, kata si fulan.

Sebenarnya bidan maupun dokter kandungan adalah sama-sama profesi yang membidangi masalah kandungan dan masalah persalinan. Dan lebih baik mana, dokter atau bidan?

Untuk menjawab, tentu saja tergantung dari kondisi ibu, janin, dan keluarga masing-masing. Dari sisi biaya, tentu saja dokter kandungan relatif lebih mahal daripada bidan. Dari sisi peralatan, biasanya dokter lebih lengkap peralatannya, termasuk USG. Dari sisi pengalaman, bisa jadi bidan lebih banyak pengalamannya, apalagi bidan yang senior. Sedangkan dokter, kalau baru lulus ya tentu saja pengalamannya minim.

Terus, dokter atau bidan? Tentu saja terserah dari kita dan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita. Sama saja, dan kembali kepada kecerdasan kita dalam memilih. Periksa ke bidan pun tak masalah. Sekarang banyak bidan yang membuka praktek dan bekerjasama dengan dokter untuk melayani USG. Dan sebaliknya, dokter kandungan pun di klinik-klinik bersalin juga pasti dibantu oleh bidan untuk melayani persalinan.

Yang pasti, seorang muslimah tentu akan risih ketika dilayani oleh dokter yang laki-laki. Jadi kalau ada dokter kandungan tapi laki-laki dan ada bidan yang perempuan, kecuali force majeur, ya tentu saja milih bidan yang perempuan.

Cesar atau Normal?

Obrolan yang satu ini kadang cukup sensitif. Beberapa orang, dalam obrolan di milis ataupun forum diskusi terkadang memojokkan dan memandang remeh ibu-ibu yang melahirkan dengan cara cesar. “Gak ada perjuangannya”, katanya. Padahal faktanya, tak semua persalinan memungkinkan untuk dilakukan normal. Bayi terlalu besar, pinggul terlalu kecil, kesehatan ibu yang tidak memungkinkan, di antaranya merupakan alasan kuat untuk dilakukan cesar. Dan untuk menyelamatkan ibu dan anak, tak bijak tentu saja untuk memaksakan diri melahirkan secara normal. Dan cesarpun bukan tanpa perjuangan. Lha wong katanya sakitnya bisa berbulan-bulan kok J

ASI eksklusif

Satu hal yang cukup menggembirakan akhir-akhir ini adalah kesadaran untuk memberikan ASI Eksklusif untuk buah hati tercinta, minimal sampai 6 bulan. Jaman dulu, kata orang-orang tua, bayi berumur beberapa hari sudah dikasih nasi, biar gak kelaparan, hehe.

Sayangnya, beberapa ibu tidak memungkinkan untuk memberikan ASI. Entah itu ASInya tidak keluar, ataupun alasan yang lain. Dan topik ini menjadi tak kalah sensitifnya ketika ada orang yang memojokkan ibu lantaran tak bisa memberikan ASI Eksklusif. Lha kalau memang tak memungkinkan, mau gimana lagi?
Kecuali kalau sang ibu memang enggan menyusui anaknya dan lebih suka membelikan susu formula yang mahal, tentu lain ceritanya :D.

Intinya adalah, banyak kondisi yang tidak bisa disamakan antara seseorang dengan orang yang lain. Dan sebagai suami harus mengerti kondisi ini sehingga dapat memberikan dukungan dan semangat untuk ibu dari anak-anak kita.

Semoga bermanfaat
 
http://si-abi.blogspot.com/2011/06/dokter-atau-bidan.html

~ Mendidik Anak ~




ANAK
Kebetulan pengajian yang hadir saat ini adalah ibu-ibu, bukan berarti yang mengasuh anak adalah kewajiban ibu semata, tapi juga bapak. Bahkan di dalam Al Quran banyak merekam bahwa kewajiban mendidik anak justru dari bapak. Seperti kisah Luqmanul hakim dalam Surat Luqman.
Sebenarnya anak adalah dambaan semua makhluk, bukan hanya manusia. Itu sebabnya salah satu firman Allah :
“Aku tidak perlu bersumpah dengan negeri kota Mekkah, dan aku tidak perlu bersumpah menyangkut ayah dan anak”. Ini menunjukkan suatu naluri bahwa semua makhluk hidup mendambakan keturunan untuk melanjutkan jenisnya.
Karena anak adalah dambaan, maka semua makhluk hidup menggantungkan harapan pada sang anak. Kalau pada manusia, kita menginginkan anak kita menjadi anak yang sholeh, dan bahkan lebih dari sholeh yaitu sebagai qurrota a’yun (penyejuk mata).
Ini dilukiskan QS. Al-A’raaf:189 :
“Dia yang telah menciptakan kamu pasangan dari jenis yang sama (jenis manusia), sewaktu sang suami menyentuhnya/menyelubunginya (kata halus dari hubungan seks), isterinya hamil, kandungannya masih ringan, maka berlalulah hari-hari sampai menjadi berat. Maka ketika itu, keduanya (si ibu dan bapak) berdoa, ya Allah jika Engkau jadikan anak ini anak yang shaleh, sempurna jasmani dan rohani, maka kami akan bersyukur”. Disebutkan di ayat yang lain “…Juga mereka diliputi rasa ragu dan diselimuti kecemasan serta harapan.”
Itu semua terjadi karena kita sangat mendambakan anak.
Dalam membesarkan dan mendidik anak, maka perlu digarisbawahi bahwa 2 faktor yang nantinya akan membentuk anak itu dan mempengaruhi perkembangan jiwa dan jasmaninya :
1. Faktor keturunan. Sering kita mendengar komentar “Anak itu mirip bapak atau ibunya”. Karena itu jika ingin mendapatkan anak yang baik, maka pilih pasangan yang baik. Nabi sudah ingatkan : “Pilih-pilihlah tempat kamu menempatkan benihmu”, kenapa ? karena ada faktor gen yang akan menurun kepada anak.
2. Faktor pendidikan. Jangan menduga pendidikan ini hanya bisa dimulai saat bayi sudah bisa bicara. Yang benar adalah pendidikan dimulai sejak pertemuan sperma dan ovum.
Saya (pak quraish) ingin menggambarkan bahwa jiwa itu sangat mempengaruhi sebuah aktifitas atau pekerjaan. Contoh, ibu-ibu akan berbeda masak untuk suami dengan masak untuk tamu. Kira-kira mana yang lebih bagus ? Buat tamu biasanya lebih bagus. Kenapa ? Karena jiwa berupa perhatian ibu kepada tamu menjadikan ibu-ibu sangat berhati-hati dalam memilih bahan dan resep. Menjahit untuk pakaian ke pesta dan menjahit untuk pakaian tidur, akan berbeda. Itu disebabkan kondisi kejiwaan yang berbeda saat membuat dua jenis pakaian tersebut.
Maka demikian pulalah, jika berhubungan seks dalam rangka mempertemukan sperma dan ovum, ketika awal pembentukan anak, sangat dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan ibu dan bapaknya. Jika hubungan seks dilakukan dalam keadaan takut, maka anaknya dapat menjadi penakut. Maka agama mengajarkan agar melakukan hubungan seks harus dalam suasana keagaamaan, baca doa, agar anak itu membawa benih yang baik dan jiwa yang sehat dan kuat.
Ibu dan bapak juga sangat berperan besar dalam kesempurnaan kelahiran anak tersebut. Itu sebabnya dalam AlQuran, ketika Allah berbicara ttg penciptaan Adam dimana tidak ada bapak dan ibunya, maka Allah berfirman dengan kata “Khalaqtu” (Aku ciptakan) dalam firman Allah “Hai iblis, apa yang menghalangi kamu terhadap apa yang Aku ciptakan ?”. Allah gunakan kata “Aku” dalam penciptaan Adam, tidak ada yang terlibat kecuali Allah semata.
Tetapi sewaktu reproduksi anak manusia, Allah berfiirman “Laqad khalaqnal insaana fiii ahsani taqwim”. “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Kenapa menggunakan kata “Kami” ? Karena ibu dan bapak terlibat dalam hal penciptaan anak. Oleh karena itu mendidik anak adalah dari sejak pertemuan sperma dan ovum.
Anak yang lahir sudah dapat merasakan kasih sayang ibu bapaknya. Anak yang telah lahir seminggu sudah dapat tertawa, mengapa ? Itu bukan karena dia sudah dapat melihat ibu bapaknya, melainkan dia sudah merasakan kasih sayang ibu bapaknya. Itu sebabnya bayi yang butapun dapat tertawa, karena dia sudah punya perasaan. Ini seringkali tidak kita sadari dan akibatnya kita salah didik anak sejak kecil.
Jaman nabi, ada anak digendong oleh nabi, tiba-tiba anaknya pipis, kemudian direnggut anak tersebut oleh ibunya. Apakah anaknya tidak memiliki perasaan ketika itu ? Pasti. Karena itu, Nabi menegur, “Hai ibu, pipisnya ini dapat dibersihkan dengan air, tetapi hatinya yang luka, siapa yang bisa membersihkannya ?”.
Sebagian besar dari kompleks-kompleks kejiwaan (rasa minder dsb) disebabkan adalah perlakuan orang tua atau lingkungan sekitarnya ketika orang tersebut masih kecil.
Dalam mendidik anak bukan hanya kewajiban ibu. Kita lihat dalam AlQuran, bagaimana Luqman mendidik anaknya. Luqman adalah seorang bapak.
Kita kupas dan lihat lagi ayat AlQuraan ditujukan pada suami :
“Isteri-isteri kamu adalah ladang buat kamu”. Jadi suaminya adalah petani. Ayat ini menyatakan, bahwa yang menentukan jenis kelamin adalah bapak. Betul memang Allah yang menentukan tapi Allah tentukan jenis kelamin anak melalui satu sistem, yaitu melalui bapak/laki-laki.
Laki-laki membawa kromosom XY, perempuan membawa kromosom XX. Kalau bertemu kemudian menghasilkan XY, maka akan menghasilkan anak laki-laki, tapi kalau menghasilkan pertemuan XX, maka akan menghasilkan anak perempuan. Jadi yang menentukan jenis kelamin anak adalah bapak. Keliru jika ada bapak-bapak yang mengatakan belum mendapatkan anak laki-laki atau anak perempuan, maka dia akan kawin lagi. Keliru pendapat ini, karena penentuan jenis kelamin bukan kesalahan ibunya melainkan kesalahan bapaknya sendiri.
Karena bapak sebagai petani, maka kalau mau tomat, ya tanam tomat. Jika ingin apel maka tanam apel. Jangan marah jika ingin apel tapi jadinya tomat karena yang ditanam tomat.
Tapi pengertian “ladang bagi kamu” tidak hanya sampai disitu. Petani jika sudah menanam benih apakah lantas dia tinggalkan/biarkan saja ladang dan benih tersebut ? Tentu tidak, petani akan memelihara, merawat, menyiram benih dan ladang tersebut. Jika ada hama, dia bersihkan. Dia pupuk ladangnya agar tetap subur. Apabila benih tersebut sudah tumbuh dan berbuah maka sang petani tetap memelihara tumbuhan tersebut. Begitulah seharusnya mendidik anak bagi para laki-laki yang diibaratkan sebagai petani dan isteri-isterinya sebagai ladang.
Sang petani pula ketika menanam benih, berharap semoga dia tidak salah menanamnya di batu karang, tapi di tanah yang subur, mendapatkan sinar matahari yang cukup, dan sebagainya. Begitu pula dengan benih sperma, semoga sang ayah tidak salah menanamnya di tempat yang tidak subur, mendapatkan sinar lingkungan yang baik, cukup makanan dan pakaian yang akan menumbuhkannya. Begitulah cara mendidik anak sejak penanaman benih dilakukan.
Watak manusia sebagian besar lahir dari pengalaman-pengalamannya, pendidikan dan pembiasaannya semenjak kecil. Seringkali kita lihat orang tua tidak membiasakan anaknya sejak kecil kepada kebaikan. Oleh karena itu, Nabi bersabda, “Allah merahmati seseorang yang membantu anaknya agar bisa berbakti kepadanya”. Maksudnya adalah orang tua menerima dan mengabulkan apa yang mudah bagi sang anak, tidak membebani anak dengan beban yang berat, seperti tidak menyuruh sholat tahajud, puasa sunnah karena anak masih kecil.
Lalu orang tua tidak menghinanya, “dasar bodoh, masa rangking 10”. Kalau anak dimaki, kita mengajar kepadanya bagaimana memaki. Kalau anak dihina, kita membentuk kepribadian anak rendah diri.
Cinta kepada anak bukan menjadikan anak itu seperti kita. Cinta itu adalah hubungan dua “aku”, jadi harus berbeda. Cinta itu mendidik anak sesuai dengan kepribadian dan bawaannya. Anak secara fisik bisa sama dengan bapak ibunya, tapi jangan paksa anak menjadi bapak ibunya dari segi tabiat dan pendidikannya. Anak saya (pak Quraish) tidak ada yang ingin menjadi kyai seperti saya. Saya tidak bisa memaksa. Tapi saya bisa mendidik mereka dengan didikan agama, sehingga jika mereka menjadi musisi maka dapat menjadi musisi yang agamawan.
Karena itu, sang anak bisa mencintai saya, dan sayapun dapat mencintainya, karena cinta itu adalah hubungan dua “aku”.
Pertanyaan :
1. Kira-kira umur berapa mendidik anak dengan memasukkan nilai-nilai agama seperti mengajarkan sholat ?
Mendidik anak itu sejak janin seperti yang sudah disebutkan di atas, tapi tidak secara langsung. Mendidik anak bisa melalui perasaan kita, melalui lingkungan, melalui kasih sayang yang mengalir dari kita kepadanya, sehingga melahirkan kasih sayang dia kepada ibunya. Begitu dia lahir, sedikit demi sedikit, kita didik dia sesuai perkembangan otaknya/pikirannya. Memang pada awal2 anak itu menyerap pendidikan melalui matanya daripada melalui otaknya. Jadi dia dapat diberi contoh-contoh oleh orang tuanya.
Sebagai contoh tentang sholat, dia bisa diberi contoh bagaimana sholat dengan mengikuti ibu bapaknya, namun dia belum bisa diberi keterangan bahwa sholat itu wajib karena dia belum mengerti. Nanti setelah dia dewasa menurut hadits Nabi, “Perintahkanlah sholat ketika anakmu berusia 7 tahun”. Karena anak tersebut sudah dapat mengerti tentang suatu kewajiban menginjak usia tersebut.
Mengajar sabar kepada anak, bisa dilakukan ketika anak berusia 1 tahun. Sekarang ada lembaga-lembaga pendidikan yang menerapkan pendidikan anak usia 3-4 bulan melalui contoh. Seperti jika seorang anak sangat menginginkan mainannya, diajaknya untuk bersabar.
Betul, dalam janin dapat didik melalui diperdengarkan kepadanya musik atau mengaji dari ibunya, karena itu pula anak yang lahir maka diperdengarkan pertama kali dengan adzan dan qomat. Boleh jadi anak tersebut belum mengerti apa yang dia dengar tapi bayi atau janin tersebut sudah memiliki perasaan. Karena salah satu alat untuk menangkap pengetahuan adalah perasaan.
2. Saya punya anak umur 9 tahun, ketika saya suruh anak untuk sholat shubuh masih susah untuk membangunkan dia. Apa yang harus saya lakukan padanya ?
Kita lihat dulu pembiasaan di lingkungan dalam rumahnya. Tidur adalah pembiasaan. Jika sang anak melihat kondisi pembiasaan orang tuanya bangun siang, maka dia otomatis terbiasa bangun siang. Jika orang tua terbiasa tidur larut malam, maka sang anak akan belajar untuk tidur larut malam.
Atau walaupun orang tuanya terbiasa bangun jam 3.30 WIB malam untuk tahajud, tapi kalau sampai memaksa anak yang masih kecil untuk selalu bangun saat itu, dan terasa berat bagi sang anak, maka itu dapat membuat anak menjadi terbebani. Biarlah anak itu tidur yang terpenting anak kita sholat wajib. Allah merahmati seorang tua yang membantu anaknya berbakti kepadanya. Kalau terus dipaksa bangun maka bisa dimungkinkan anak itu berani berbohong, dia akan berani berkata sudah sholat tapi tidur kembali, padahal dia belum sholat.
Situasi anak kita sudah berbeda dengan kondisi kita dahulu. Maka mendidik mereka harus sesuai dengan kondisi generasinya saat ini dan yang akan datang. Orang tua dituntut untuk banyak mengerti kondisi anak. Selama tidak melanggar agama, maka orang tua seharusnya mendukung sang anak, walaupun itu bertentangan dengan keinginan orang tua, seperti cita-cita sang anak. Mendidik anak bukan membentuk anak seperti kita melainkan membentuk mereka dengan tabiat untuk kesiapan masa depannya, dan sesuai dengan kondisi generasinya.
“Ajarlah anak-anakmu, bukan dalam keadaan yang serupa denganmu”, kata Ali bin Abi Thalib.
3. Dosakah apabila keras sedikit untuk anak ketika anak tersebut tidak mengikuti perintah agama ? Kadang timbul rasa bosan karena harus terus menerus mengingatkan pada sang anak ?
Kita harus bersahabat dengan anak. Kita harus menjadi bagian anaknya. Ada anak yang jika dimarahi dia menjauh, ketika dibujuk dia mendekat. Kenalilah mereka. Kalau kita bersahabat, dia akan mencurahkan isi hatinya. Kalau kita bersahabat pada mereka, maka kita akan menuntun dia dan dia dengan rela akan mengikuti tuntunan tersebut. Ada anak yang tidak perlu dimarahi, tapi ada pula anak yang perlu dimarahi.
Jangan bosan, karena kalau tidak sabar akan merugi seperti disebutkan dalam surat Al-Ashr, “Sesungguhnya manusia dalam keadaan rugi. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran”.
4. Lingkungan seperti media massa saat ini banyak menayangkan tayangan yang belum pantas, bagaimana menyikapi hal ini agar anak kita menjadi anak yang sholeh ? Bagaimana bila mengumandangkan adzan pada saat anak kita lahir dengan menggunakan kaset ?
Disinilah kita harus pandai-pandai memilih bacaan dan tayangan untuk mereka. Kalaupun sulit untuk itu, maka ketika melihat tayangan televisi anak harus didampingi oleh orang tuanya. Kalaupun ini masih sulit, setidaknya ada pengawasan.
Tentang kaset yang diperdengarkan kepada bayi, kalau sewaktu2 memperdengarkan melalui kaset tidaklah mengapa, seperti diperdengarkan kaset-kaset pengajian. Tapi kalau bisa adzan/mengaji dengan suara sendiri alangkah lebih bagus.
Kesimpulan :
1. Jangan sampai terlambat dalam mendidik anak, sehingga orang lain atau lingkungan yang akan membentuknya. Kita tidak tahu dan tidak bisa mengontrol secara langsung bagaimana jika mereka yang mendidik anak kita.
2. Mendidik anak bukan hanya tugas ibu, tapi tugas bapak pula. Tidak benar jika anaknya nakal maka yang salah hanya ibunya, tapi juga bapaknya.
3. Banyak sekali pembentukan kepribadian seseorang itu adalah pada masa kecil dan pertumbuhannya. Mendidik anak di waktu kecil seperti mengukir di batu, mendidik anak di waktu besar seperti mengukir di air. Kalau baik pendidikannya di masa kecil, maka insya Allah akan baik sampai dia dewasa.
http://ariefhikmah.com/

Selasa, 29 November 2011

~ Alhamdulilah ~


Ya Alloh Alhamdulilah, kami diberikan kemudahan dan petunjukmu,
Ya Rabb, Alhamdulilah konsultasi pertama kami berjalan dengan baik & lancar..
Alhamdulilah hasilnya baik,,

Ya Alloh, yang Maha Baik, kami mohon agar Kau mudahkan tahap kami selanjutnya..
hasilnya pun baik Ya Alloh,,

Tak henti-hentinya kami bersyukur pada-MU..
buat semuanya yg sudah membantu terimakasih banyak..terimakasih..

Ya Alloh, berilah kami kemudahan selalu, sehingga impian kami terwujud,,
InsyaAlloh kami akan  jadi orang tua yg terbaik untuk anak-anak kami..
" Rabbi habli min ladunka dzurriyatan thayyibatan innaka sami ud du’aa’
“Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-MU seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa.”(Ali Imran: 38)
InsyaAlloh anak-anak yg berguna untuk keluarga, masyarakat dan agama.. Aamiin.. Aamiin Ya rabbalalamin

`dn 30/11/11~


Jumat, 25 November 2011

~ Doa Kami ~




Ya Alloh satu tahun tepatnya kami lalui bersama.. tak terasa :)
Alhamdulilah ada suka , duka, tertawa, menangis..
Kami nikmati sebagai proses menjadi keluarga SaMaWa
Ya Alloh hanya EngKau lah tempat kami meminta
Semoga EngKau selalu berkahi & Lindungi kami
Ya Alloh kami rindu akan hadirnya buah hati 
Yang InsyaAlloh akan menjaga diwaktu tua kami
Yang InsyaAlloh mendoakan kami setelah kami tiada
Kami mohon bimbing kami & berikan petunjukMu, agar EngKau dapat percaya pada kami.. Aamiin 
Ampuni segala dosa-dosa kami ya Alloh.. Ampuni kami
20/11/2011  Alhamdulilah..


Kamis, 24 November 2011

~ Urgensi Mencari Nafkah ~

Mencari nafkah itu kedudukannya sama dengan shalat. “Jika shalat telah ditunaikan, bertebaranlah kalian di permukaan bumi, dan carilah sebagian dari karunia Allah.” Qs. Al Jumu’ah: 10.Dia Allah ‘mengikat’ pekerjaan shalat yang ibadah mahdhah, dengan pekerjaan mencari karunia yang ibadah ghairu mahdhah dengan haruf (fa) yang berarti segera, sehingga tidak boleh ada jedah waktu yang memisahkan antara keduanya. 
 Mencari nafkah itu perintah Allah SWT yang wajib hukumnya. Dialah Allah yang menggunakan kata perintah pada ayat itu (fantasyiruu) dan (wabtaghuu), dan kata perintah adalah wajib hukumnya selama tidak ada dalil yang lain yang membantah kewajibannya, sehingga hukumnya berubah menjadi sunnah atau mubah. Bahkan Rasulullah saw menguatkan dengan sabdanya: “Bekerja mencari yang halal itu suatu kewajiban sesudah kewajiban beribadah.” Hadits Riwayat Thabrani dan Baihaqi. 
Mencari nafkah kedudukannya sama dengan jihad berperang di jalan Allah.Dialah Allah pada ayat berikutnya memerintahkan membaca Al Qur’an yang mudah bagi mereka yang berjalan mencari karunia Allah, dan bagi mereka yang beperang di jalan-Nya.
Mencari nafkah itu terhormat dan pekerjaan para Nabi Allah.Ia membangun izzah karena tidak mengemis, dan besar kemungkinan ia dapat memberi dan membantu orang lain, walaupun ia seorang tukang kayu bakar, atau pandai besi seperti Nabi Daud, atau tukang kayu seperti Nabi Zakariya, maka benarlah sabda Nabi Muhammad saw: “Hai anak Adam! Sesungguhnya jika kamu memberi dari kelebihan hartamu adalah baik bagimu, dan buruk bagimu jika kamu menahannya, engkau tidak akan dicela selama kamu tidak meminta-minta, mulailah bersedekah kepada keluargamu, dan tangan di atas itu lebih baik dari pada tangan yang di bawah.” Hadits riwayat Muslim dari Abu Umamah bin ‘Ijlan ra.
Jangan ‘pilih-pilih’ pekerjaan dalam mencari nafkah!
Semua pekerjaan adalah baik, selama pekerjaan itu halal. Nabi Musa, Nabi Isa dan Muhammad saw, tidak pernah merasa terhina menjadi gembala kambing, demikian pula Nabi Daud dan Nabi Zakariya yang telah disebut di atas. Berdagang sayur di pasar, menarik motor ojek, menjadi pedagang dorongan, menjadi cleaning service, dan segala macam pekerjaan, yang di mata masyarakat – mungkin – hina, adalah jauh lebih baik daripada menganggur hidup di bawah tanggungan orang lain, dan atau menjadi pengemis.


Selasa, 22 November 2011

Konsumsi dan Makanan Pemacu Kesuburan


Konsumsi dan Makanan Pemacu Kesuburan 

 

Administrator Kandungan
E-mail
http://admax.effectivemeasure.net/emnb_1_434065.gif
pemacu kesuburanKonsumsi dan Makanan Pemacu Kesuburan. Salah satu tujuan berkeluarga, tentunya adalah mendapat keturunan yang sehat dan menjadi anak yg berguna kelak. Namun harapan tinggal harapan, setelah  bulan, setahun, dua tahun bahkan lebih titipan yang sangat berharga dari Illahi tak kunjung datang, kehamilan yang ditunggu-tunggu tidak terjadi juga, harapan memiliki anak seakan mulai sirna seiring berjalannya waktu. Frustasi bahkan putus asa banyak menimpa keluarga yang belum juga dikaruniai anak.
Banyak hal sebetulnya yang dapat membuat kondisi seperti tersebut tercipta, dan tentunya salah satunya ditentukan oleh masalah kesuburan (infertility). Faktor ketidaksuburan sebuah pasangan suami isteri tentulah banyak penyebabnya, yang menjadi penyebab dominan adalah faktor genetik dan salah satu faktor lainnya yang juga tak kalah penting adalah pola makan. Standard American Diet (SAD) menyatakan bahwa infertilitas terjadi sebanyak 30% akibat pola makan yang tidak sehat, pola makan tinggi lemak, tinggi gula namun rendah asupan nutrisi lain.
Jadi, jika anda merencanakan ingin segera mendapatkan kehamilan, sebaiknya periksakan terlebih dulu mengenai kondisi tingkat kesuburan anda dan pasangan ke dokter dan jika dianggap tidak ada permasalah yang serius, cobalah beberapa konsumsi makanan di bawah ini yang dapat dipertimbangkan guna meningkatkan tingkat kesuburan anda:

Konsumsi Produk Susu

Perbanyaklah konsumsi produk susu, baik susu itu sendiri, yogurt ataupun keju. Produk susu merupakan sumber protein tinggi yang bisa meningkatkan kesuburan. Jika anda alergi terhadapa susu sapi, bisa digantikan dengan susu kedelai yang sama mengandung protein tinggi.

Konsumsi Kacang Hijau dan kecambah

Kacang hijau banyak mengandung vitamin E yang dapat membantu anda meningkatkan potensi terjadinya kehamilan. Vitamin E merupakan antioksida yang dapat melindungi sel dari serangan radikal bebas, juga dapat melindungi sel-sel telur anda dari kerusakan akibat serangan radikal bebas tersebut.Kecambah juga mengandung vitamin B6 yang merupakan salah satu nutrisi untuk mengatur hormon reproduksi.

Minumlah Teh

Teh dapat digunakan sebagai ganti oksidan dan juga sebagai zat yang dapat mencegah terjadinya oksidasi dalam tubuh. Perlu diketahui oksidasi dapat merusak sel-sel di dalam tubuh, dan teh diharapkan dapat menjadi penangkal kerusakan sel-sel tersebut.

Konsumsi Alpukat

Alpukat banyak mengandung vitamin B6 yang berfungsi meningkatkan produksi hormon pria dan mengandung potassium yang berfungsi mengatur tiroid wanita. Selain itu alpukat mengandung betakaroten, klorofil dan vitamin E, B kompleks dan asam folat yang membantu kelancaran metabolisme protein sehingga dapat menaikan energi di dalam tubuh.
Konsumsi Madu
Madu merupakan obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Zat yang terkandung di dalamnya sangat mudah untuk dicerna dalam darah sehat. Fitalits tubuh kita menjadi kuat bila sel-sel darah yang ada dalam tubuh kita sehat.

Konsumsi Asparagus

Asparagus mengandung asam amino asparagines. Zat ini berfungsi untuk merangsang ginjal dan membuang sisa metabolisme dalam tubuh. Asparagus juga mempunyai zat lain yang berfungsi untuk meningkatkan sirkulasi dalam darah dan dapat membantu untuk melepaskan lemak yang berada di dinding pembuluh darah, oleh karena itu dapat meningkatkan kesuburan pria.

Konsumi Tiram Laut

Tiram laut banyak mengandung Zing atau zat seng yang diperkaya dengan L-carnitine dan L-arginine. Oleh sebab itu tiram dapat meningkatakn kualitas dan produksi sperma, sehinga volume ejekulasi menjadi meningkat.

Konsumsi Serat

Serat yang banyak terdapat dalam sayuran dan gandum akan baik bagi peningkatan kesuburan anda.

Konsumsi Kurma

Bentuk serbuk kurma yang sangat mirip dengan cairan sperma laki-laki dan dipercaya banyak kalangan memiliki manfaat yang sangat besar untuk mengatasi tingkat kemandulan baik pada laki-laki maupun perempuan. Serbuk kurma ini merupakan salah satu obat alternatif yang sangat aman untuk membantu mengatasi pasangan suami isteri yang belum juga dikaruniai keturunan.

Konsumsi Ginseng

Ginseng dapat memperbaiki fungsi hormon metabolesme tubuh. Hormon testoteron juga dapat dibentuk oleh ginseng yang diminum, sehingga dapat digunakan sebagai afrodisiak.

Minumlah Jahe dan Lengkuas

Sineol merupakan zat yang terkandung di dalam jahe. Zat ini berfungsi sebagai pencegah ejekulasi dini, merangsang ereksi dan melancarkan peredaran darah. Demikian juga denganlengkuas yang memiliki fungsi sama dengan jahe.

Konsumsi Vitamin D

Kekurangan vitamin D yang diujicobakan dalam hewan percobaan ternyata dapat menurunkan tingkat kesuburan hingga 75%, dan hal ini jika diaplikasikan terhadap manusi tentulah hasilnya juga tidak akan jauh berbeda. Vitamin D berperan penting dalam metabolisme kalsium di jaringan reproduksi. Sebaiknya konsumsi vitamin D sebanyak 4000 iu perhari. VItamin D ini dapat kita dapatkan melalui sinar matahari pagi, telur, minyak ikan, ikan tuna atau salmon dan susu yang diperkaya vitamin D.